Selesai sudah musim kompetisi LIGINA 2007-2008. Kompetisi sepakbola Indonesia ini telah melahirkan juara baru, juara sejati LIGINA 2007-2008 dengan sukses mengawinkan gelar juara copa dan juara liga. Sriwijaya FC yang berdiri pada tahun 2005, dengan diarsiteki oleh coach Rahmad Darmawan berhasil menjadi tim pertama yang dapat meraih double winner sekaligus tim pertama pulau sumatera yang meraih juara liga Indonesia sepanjang sejarah persepakbolaan Indonesia.
Pada grand final liga Indonesia 2007-2008, Sriwijaya FC tampil meyakinkan dengan menaklukkan tim ayam kinantan PSMS Medan dengan skor 3-1 melalui babak perpanjangan waktu 2x15 menit. Pertandingan sepakbola Indonesia yang begitu mendebarkan dan menarik untuk disaksikan. Selama 120 menit permainan, Laskar Wong Kito Sriwijaya FC bermain begitu solid dan fighting. Markus Horison dan Gustavo Chena dibuat frustasi oleh permainan anak asuh coach Rahmat Darmawan yang sebelum menangani Sriwijaya FC sukses mengantarkan Persipura Jayapura menjuarai ligina musim 2006-2007. Paduan Zah Rahan, Obiora, Wijay dan Keith Kayamba Gumbs di lini depan benar-benar efektif dalam menjebol pertahanan tim ayam kinantan yang malam itu bermain dengan 10 pemain karena salah satu pemain bertahannya mendapat kartu merah. Ketajaman lini depan dan kreatifitas lini tengahnya serta didukung pertahanan yang solid membuat Sriwijaya FC tinggal menunggu waktu saja untuk dapat menjadi juara LIGINA.
Zah Rahan yang malam itu dinobatkan sebagai pemain terbaik ligina memang berandil besar dalam kemenangan Laskar Wong Kito. Umpannya kepada Obiora yang berujung gol serta gol penutupnya (Zah Rahan-red) pada menit 114 memang pantas menjadikannya man of the match malam itu. Namun bukan berarti tim Ayam Kinantan tak dapat berbuat apa-apa, permainan cantik Gustavo Chena dan cemerlangnya kiper Markus Horison cukup membuat repot barisan pertahanan Sriwijaya FC dan membuat frustasi lini depan Laskar Wong Kito sepanjang 2x90 menit pertama. Tendangan-tendangan mematikan Gustavo Chena membuat kiper Sriwijaya FC, Ferry Rotinsulu, harus berjibaku mengamankan gawangnya. Kerjasama apik Andreas dan James (PSMS Medan-red) akhirnya membuahkan gol untuk menyamakan kedudukan pada pertengahan babak ke-2. Eksekusi-eksekusi bola mati Gustavo Chena memang patut diwaspadai Ferry Rotinsulu, pasalnya beberapa kali tendangan Chena mengancam gawang Sriwijaya FC yang ia jaga.
Memang pada akhirnya Zah Rahan menutup kemenangan sriwijaya fc pada menit 114 karena blunder yang dilakukan Markus Horison (kiper PSMS-red). Entah karena keinginan pribadi atau arahan sang pelatih, Markus merangsek naik pada saat PSMS mengeksekusi tendangan sudut. Bola muntah akhirnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Zah Rahan yang berbuah gol, Markus hanya dapat melihat gawangnya kebobolan karena terlambat kembali ke posnya.
Sepakbola memang harusnya menjunjung tinggi sportifitas, menang dan kalah itu sudah biasa terjadi, dan inilah yang harus diterima oleh PSMS medan. sekali lagi, pada musim kompetisi 2007-2008, liga Indonesia melahirkan juara baru, juara sejati yang berhasil mengawinkan gelar juara copa dan juara liga. Selamat untuk Laskar Wong Wito Wriwijaya FC, juara sejati sepakbola Indonesia telah lahir dan teruskan prestasi kalian. Bravo Sriwijaya FC, bravo coach Rahmat Darmawan dan bravo sepakbola Indonesia!
Sriwijaya FC, Juara Sejati Indonesia!
intermezo Quick Computer & Printer Jumat, 29 Februari 2008 0 komentar
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 Responses to "Sriwijaya FC, Juara Sejati Indonesia!"
Posting Komentar