Pribadi yang Memesona

Pribadi yang memesona akan memudahkan kita menyelesaikan apa saja. Imbasnya tidak hanya bagi diri kita sendiri, bayangkan gara-gara perlakuan dan tingkah laku kita orang lain menjadi lebih baik (secara pribadi, keluarga, karier, lingkungan dan lain-lain),orang pun akan senang melihat perilaku kita ; menyenangkan hati orang lain juga merupakan ibadah. Kemudian bagaimana kita membentuk pribadi yang memesona tersebut? Sebenarnya ada banyak sekali poin yang harus dicapai (menurut buku Bimbingan Konseling yang sudah lusuh dan hilang nama penulisnya... ^o^), diantaranya adalah :

1)Miliki Rasa Percaya pada Diri Sendiri
Rasa Percaya Diri akan membuat orang menjadi mantap dalam menjalani hidup. Gangguan dari luar tidak akan banyak berpengaruh dalam diri seseorang. Seseorang yang percaya diri tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan yang akan merugikan diri sendiri.
Ada 3 tahap menjadi percaya diri :
• Melihat Kenyataan
Dalam melihat kenyataan yang ada pada diri sendiri, lihatlah sisi positif dan negatif yang ada. Jika hanya sisi negatif yang dilihat, kita akan belajar menjadi orang yang RENDAH DIRI, namun jika hanya sisi positif yang dilihat kita akan menjadi seseorang yang SOMBONG.
• Menerima
Menerima dalam artian mau menerima kenyataan yang ada pada diri kita, baik itu keadaan fisik, mental, lingkungan, silsilah dan lain-lain. Orang cenderung banyak menggerutu bila tidak mau menerima keadaan dirinya, misalnya terlahir dari keluarga miskin, lingkungan yang buruk, cacat fisik, cacat mental, dan keadaan lain. Maka dari itu kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT atas apa pun yang telah diberikan kepada diri kita (baik maupun buruk), berpikir positif dan bukannya menggerutu kepada Sang Pencipta.
• Mencintai Diri Sendiri
Setelah kita dapat melihat kenyataan dan menerimanya, pertahankan sisi positif yang kita miliki disamping berupaya untuk mengubah nilai-nilai negatif yang ada menjadi nilai positif bagi diri kita. Bila memang mengubahnya menjadi pekerjaan yang sulit, usahakan agar nilai-nilai negatif itu tidak menghambat perkembangan kita. Salah satu solusi mengatasinya adalah BANYAK BERGAUL.Ibaratnya jika dalam gudang terdapat banyak besi-besi yang tidak terpakai, ubahlah menjadi barang yang berguna (alat-alat rumah tangga misalnya), jika memang sulit rapikanlah agar tidak menggangu pekerjaan kita atau bertanya kepada pandai besi bagaimana cara kita mengubah barang tak berguna tersebut.

2)Tahu mensyukuri dirinya, waktu dan lingkungan
Pada tahap menerima kenyataan diatas sudah saya paparkan bahwa kita harus selalu bersyukur kepada Allah atas apapun yang telah diberikan kepada diri kita. Sikap seperti ini yang membuat kita lebih rileks dalam mengarungi hidup ini (disamping mengurangi stress / depresi berkepanjangan), namun tidak kalah pentingnya adalah bahwa kita juga harus mensyukuri waktu dan lingkungan kita saat ini. Waktu tidak dapat dijadikan mainan, oleh karenanya syukurilah waktu yang telah diberikan dan pergunakan dengan sebaik-baiknya.
Kita bisa merasakan nikmatnya manis jika sudah mencicip pahit, kita bisa lebih mensyukuri kesehatan yang diberikan setelah kita tahu apa itu rasa sakit, maka syukurilah waktu yang diberikan Allah untuk kita hidup di dunia dan melakukan sesuatu dengan maksimal, insyaallah kita tidak akan menyesal di waktu roh kita dicabut dari raga oleh malaikat. Selain hal-hal tersebut, lingkungan yang menjadi tempat kita lahir,tumbuh dan melakukan segala sesuatu ini juga harus disyukuri. Banyak orang yang tidak dapat merasakan mengembangkan dan mengekspresikan diri karena tekanan dan pengaruh lingkungan yang buruk, seperti orang yang broken home karena orang tuanya bercerai atau karena hal lain. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian.

3)Bersedia memajukan lingkungan
Dapat dilakukan dengan menolong orang lain agar orang lain tersebut dapat menolong dirinya sendiri. Karena hakekat kita adalah makhluk sosial maka menolong sesama adalah hal yang mutlak. Bila pertolongan kita pada orang-orang yang kita tolong dapat menolong dirinya sendiri dan orang disekitarnya, lingkungan pun akan terkena imbasnya. Kondisi masyarakat yang kondusif mencerminkan bagaimana majunya lingkungan mereka.
Mengapa pertolongan kita kepada orang lain dapat menolong dirinya sendiri? Bila pertolongan kita adalah hal-hal yang positif bagi mereka, misalnya mengajarkan SESUATU yang dapat dipergunakan orang tersebut untuk menyambung hidup bukankah SESUATU tersebut dapat menolong dirinya sendiri? Ingatlah bahwa banyak wawasan akan menolong dirinya sendiri, whenever, wherever.

4)Bertindak dan Bersikap Tegas
Sikap dan tindakan yang tegas mencerminkan bahwa orang tersebut mempunyai semangat dan gairah dalam hidup. Hal ini dapat membuat orang lain yang diajak bergaul ataupun hanya diajak berbicara akan ikut bersemangat dan bergairah.

5)Senang memelihara kesehatan dan melihat kekurangan diri
Hal ini juga salah satu kunci kita akan dipandang oleh orang lain sebagai pribadi yang memesona. Jika kita senang memelihara kesehatan, bukankan orang lain juga akan senang melihatnya?Dan tidak mustahil mereka juga ikut mempraktekkan apa yang kita lakukan. Selain itu kuta juga harus sering mengevaluasi diri, melihat kekurangan di dalam diri kita dan melihat seberapa besar kelebihan yang ada. Bukan tidak mungkin kelebihan yang kita miliki akan hilang karena kita tidak pernah mengevaluasi diri kita sendiri dan malah menambah kekurangan kita dimata orang lain.

6)Jujur, dapat dipercaya, dapat menggalang persahabatan dan mempengaruhinya
Sifat-sifat semacam ini memang menjadi kunci sukses kita, bahkan para Nabi juga bersifat demikian. Sahabat adalah salah satu harta kita yang paling berharga. Orang yang sombong, egois bukannya menggalang persahabatan namun bahkan dapat menghancrukan persahabatan. Persahabatan yang baik dapat dipengaruhi dari pribadi diri kita. Apabila kita telah dapat mempengaruhi persahabatan kita (dengan arah yang baik tentunya) maka bukankan artinya kita telah dianggap berkepribadian yang memesona sahabat-sahabat kita?

7)Mempunyai tujuan hidup yang jelas
Setiap orang mempunyai tujuan hidup.Tujuan hidup yang jelas lebih memantapkan seseorang dalam menjalani hidup.

8)Berpikir kreatif dan berimajinasi konstruktif
Kita akan berjiwa dinamis dan mencapai kesuksesan bila dapat berpikir kreatif. Imajinasi yang konstruktif (membangun) tentu berkorelasi dengan cara kita menjalani hidup.

9)Mudah mengucapkan terimakasih dan minta maaf jika merasa bersalah / mengecewakan orang lain
Sedikit orang mudah mengucapkan terimakasih terhadap orang lain, sekecil apapun jasa orang tersebut. Namun justru inilah yang harus kita ubah, mudahlah mengucapkan terimakasih sekecil apapun mereka berbuat, orang akan merasa sangat dihargai dengan sikap kita semacam ini. Jangan lupa bila memang kita merasa bersalah dan atau mengecewakan orang lain, mintalah maaf kepada orang tersebut sebelum hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi (apalagi dengan atasan kita).

10)Berpikir sebelum berpendapat
Mulutmu adalah harimaumu. Maka dari itu kita harus menjaga setiap perkataan kita, alih-alih berpendapat malah menjadi bumerang bagi kita. Berpikirlah matang-matang sebelum mengemukakan pendapat, apalagi di dalam forum yang penting bagi kesejahteraan orang banyak.

11)Dapat bersikap tenang dalam menghadapi bahaya
Bahaya tentu tidak kita inginkan menimpa diri kita bukan? Namun bila memang harus berhadapan dengan bahaya, hadapilah dengan tenang dan selalu berdo'a untuk keselamatan kita. Hati yang tidak tenang dalam menghadapi bahaya membuat kita tidak dapat berpikir rasional dan malah membuat kita tertimpa bahaya tersebut.

12)Miliki rasa ingin tahu tentang hal baru
Hal ini berkorelasi dengan sikap berpikir kreatif dan imajinasi yang konstruktif. Hal-hal yang beru mencuat merupakan wawasan yang dapat menolong diri kita sendiri.

Jadi apakah Anda ingin menjadi pribadi yang biasa-biasa saja, ataukan berusaha menjadi seseorang dengan pribadi yang memesona dan lebih diperhatikan oleh orang lain. Tentunya kemandirian dan kedewasaan kita akan mempunyai andil dalam hal ini, dan ingat bahwa KEDEWASAAN TIDAK SELALU DILIHAT DARI INTELEGENSI SESEORANG.

0 Responses to "Pribadi yang Memesona"